1.15.2009

anak anak itu

Lagi. Setiap melewati perempatan jalan ini, hati saya terenyuh. Bagaimana tidak, saya bertemu lagi dengan gerombolan anak dengan amplop di tangannya. Lampu merah yang beberapa saat kemudian menyala seakan memberikan tanda bagi mereka untuk kembali meraup rupiah dengan cara berloncatan ke atas mobil angkutan umum dan mengedarkan amplop kusam di tangan. Sejujurnya saya tidak peduli pada apa yang membuat mereka menjadi seperti sangat liar ini. Tidak peduli pula pada siapa dalang di balik eksplorasi ini. Jiwa saya hanya terpanggil untuk memikirkan pendidikan mereka. Mereka tidak boleh dibodohi dan terus dijajah. Pembodohan dan penjajahan membuat mereka tidak merdeka ;semerdeka orang-orang yang memerdekakan dirinya dari sentuhan dunia dan segala yang membelenggu. Hidup adalah perbuatan. Setuju. Tapi bukan sekedar melakukan. Hidup harus berarti. Berarti bagi semua. Maka ketika saya melihat anak-anak itu adalah sebuah keharusan untuk menjadi berarti bagi kehidupan mereka. Sayangnya, baru wacana yang terpelihara dengan baik di otak saya. Selebihnya masih dikembalikan pada Tuhan.

No comments: