1.27.2009

Peran Budaya Organisasi

BUDAYA PERUSAHAAN SEBAGAI FAKTOR PENENTU KESUKSESAN PERUSAHAAN
Oleh: Danang Hidayatullah

A. Pendahuluan
Maju mundurnya sebuah organisasi adalah sangat tergantung dengan sejauh mana sumber daya manusia yang terdapat dalam organisasi tersebut dapat memberikan konstribusi bagi perkembangan organisasi. Seperti diketahui bahwa organisasi dapat mengejar tujuan dan sasaran yang ingin dicapai secara lebih efisien dan lebih efektif dengan tindakan yang dilakukan secara bersama-sama. Hal ini memiliki arti bahwa dalam menjaga kelangsungan organisasi diperlukan adanya sikap/perilaku atau yang biasa disebut budaya organisasi yang mendukung.

Perusahaan yang juga merupakan sebuah organisasi memerlukan kebersamaan ini. Selain etos kerja, disiplin serta komunikasi antara pegawai yang mesti terjalin dengan baik, perusahaan sebagai salah satu organisasi yang ada juga memerlukan apa yang disebut dengan budaya perusahaan. Budaya perusahaan lahir dan dirumuskan oleh para pendiri serta top management perusahaan untuk kemudian dianut oleh setiap komponen perusahaan.Keahlian, kreativitas, kecerdasan maupun motivasi yang tinggi dari karyawan memang merupakan unsur kredibilitas yang harus dimiliki oleh karyawan agar perusahaan dapat mencapai sukses. Namun unsur-unsur tadi menjadi belum maksimal manfaatnya bila setiap karyawan belum memiliki satu budaya yang sama. Satu budaya yang sama maksudnya adalah sebuah pola pikir yang membuat mereka memiliki persepsi yang sama tentang nilai, dan kepercayaan yang dapat membantu mereka untuk memahami tentang bagaimana seharusnya berperilaku kerja pada perusahaan dimana mereka bekerja sekarang.
Begitu pentingnya arti budaya organisasi perusahaan dalam hubungannya dengan perkembangan perusahaan, sehingga penulis akan mencoba mengungkapan sejauhmana budaya perusahaan tersebut berpengaruh terhadap kesuksesan jangka panjang perusahaan.

B. Pengertian Budaya Perusahaan
Setiap lingkungan tempat tinggal memiliki budaya yang dibuat oleh nenek moyang dan diturunkan secara turun temurun dari generasi ke generasi untuk dianut dan dilestarikan bersama.
Budaya itu sendiri dapat diartikan sebagai satu set nilai, penuntun, kepercayaan, pengertian, norma, falsafah, etika, dan cara berpikir. Budaya yang ada di suatu lingkungan, sangat besar pengaruhnya terhadap pembentukan pribadi yang berada di dalam lingkungan tersebut.
Sementara perusahaan adalah sebuah lembaga yang terdiri dari banyak karyawan yang merupakan individu yang berasal dari latar belakang yang berbeda (lingkungan, agama, pendidikan, dll) serta memiliki kesamaan visi dan misi yang sama untuk mencapai tujuan perusahaan.
Dari pengertian ini dapat dilihat bahwa perusahaan terdiri dari individu dengan kultur bawaan yang berbeda-beda. Kultur yang berbeda-beda itulah yang pada akhirnya harus dilebur menjadi satu budaya perusahaan. Sehingga dapat terlihat jelas bahwa budaya perusahaan yang ada merupakan cerminan perusahaan itu sendiri.
Namun ketiadaan kata atau kalimat yang menegaskan mengenai budaya yang dianut perusahaan, menyulitkan para karyawan memahami budaya perusahaan. Untuk itu perlu adanya sebuah pernyataan yang merupakan manifestasi dari budaya perusahaan yang mengungkapkan secara garis besar dalam pengertian spesifik mengenai tujuan perusahaan, dan cara-cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Pengungkapan budaya perusahaan ke dalam sebuah pernyataan dapat dilakukan melalui perumusan pernyataan visi dan misi. Hanya dengan kalimat singkat, pernyataan visi dan misi dapat menyiratkan nilai, etika, prinsip, tujuan, dan strategi perusahaan. Menuliskan pernyataan visi dan misi perusahaan adalah cara yang paling efektif untuk memastikan bahwa semua karyawan dapat memahami budaya perusahaan dan mengimplementasikannya ke dalam usaha-usaha pencapaian tujuan perusahaan.
Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh pakar Harvard Business School, yaitu Prof. DR. John Kottler dan Prof. DR. Janes Heskett, ternyata terdapat korelasi positif di antara penerapan budaya perusahaan dengan prestasi bisnis yang dicapai oleh perusahaan dalam jangka waktu yang cukup panjang. Lalu pertanyaaannya kemudian adalah: Apa sebenarnya yang dimaksud dengan budaya perusahaan ?
Sebagian besar usahawan sulit untuk menemukan kata untuk menjelaskan konsep ini, sementara ada sebagian orang yang mendefinisikan sebagai “pengalaman, cerita, kepercayaan dan norma bersama yang menjadi karakter suatu perusahaan”. Memasuki perusahaan apa saja hal pertama yang kita hadapi, adalah budaya perusahaan antara lain cara orang berpakaian, bagaimana mereka berbicara satu sama lain dan juga bagaimana kantor diatur.


C. Pembahasan
a. Pentingnya Budaya Perusahaan
Pada perusahaan yang mampu bertahan lebih dari 50 tahun, oleh para pakar bisnis dan ekonomi ditemukan 3 winning characteristic yang menjadi alasan sustainablenya yaitu: Adaptability, Innovation dan Culture.
Karakter pertama adalah Adaptability. Segala sesuatu yang ada di dunia bisnis akan selalu dan setiap saat berubah. Untuk bertahan, jelaslah bahwa perusahaan dituntut untuk memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi. Bahkan bilamana memungkinkan, sang pemimpin perusahaan harus mampu membaca ke arah mana perubahan ini bergerak dan sebisa mungkin mengadaptasikan perusahaannya untuk menghadapi situasi tersebut.
Sedangkan yang kedua, seperti yang sudah disebutkan diatas, adalah Innovation. Innovation bukan lagi sekedar ke arah ‘luar’ dengan menginovasi produk–produk yang dipasarkan, tapi juga ditanamkan dari ‘dalam’ perusahaan.Inovasi ke ‘dalam’ dimulai dari pembentukan prinsip dasar yang dipegang oleh perusahaan dan menjadi jiwa dalam kesehariannya. Inovasi dari dalam ini akan terus berjalan membentuk inovasi ke ‘luar’ untuk mempertahankan market yang telah dikuasai dengan meluncurkan produk–produk yang mencerminkan prinsip perusahaan tersebut dan mampu merebut hati para konsumen.
Kemudian yang terakhir adalah Corporate Culture, atau Budaya Perusahaan (Budaya Organisasi). Budaya perusahaan bukanlah sekedar peraturan tertulis, dasar operasional, atau sistematika kerja yang menjadi buku suci perusahaan. Lebih dari itu, budaya perusahaan adalah spirit d’ corp – jiwa perusahaan, yang menjiwai keseharian dan segala aktivitas dalam perusahaan anda. Sangat ditekankan pentingnya Budaya Perusahaan yang menjadi dasar dari kinerja perusahaan agar mampu berkembang dan bersaing dalam jangka panjang.
Unuk lebih memperjelas budaya perusahaan itu sendiri berikut penulis berikan salah satu contoh budaya perusahaan yang diterapkan oleh Bank Syariah Mandiri. Sebagai bank yang beroperasi atas dasar prinsip syariah Islam sudah barang tentu perusahaan ini menetapkan budaya perusahaan yang mengacu kepada sikap akhlaqul karimah (budi pekerti mulia), yang terangkum dalam lima pilar yang disingkat SIFAT, yaitu :
1. Siddiq (Integritas). Menjaga Martabat dengan Integritas.
Budaya ini mencerminkan bahwa perusahaan menanamkan sikap kepada seluruh karyawannya agar mengawali setiap langkah kerja dengan niat dan hati tulus, berpikir jernih, bicara benar, sikap terpuji dan perilaku teladan.
2. Istiqomah (Konsistensi). Konsisten adalah Kunci Menuju Sukses.
Sikap ini mencerminkan bahwa perusahaan menanamkan sikap untuk berpegang teguh pada komitmen, sikap optimis, pantang menyerah, kesabaran dan percaya diri.
3. Fathanah (Profesionalisme). Profesional adalah Gaya Kerja Kami.
Disini tergambar jelas semangat belajar berkelanjutan, cerdas, inovatif, terampil dan adil yang ditanamkan oleh perusahaan pada karyawan.
4. Amanah(Tanggung-jawab).Terpercaya karena Penuh Tanggung Jawab.
Menjadi terpercaya, cepat tanggap, obyektif, akurat dan disiplin.
5. Tabligh(Kepemimpinan). Kepemimpinan Berlandaskan Kasih-Sayang.
Selalu transparan, membimbing, visioner, komunikatif dan memberdayakan.PT.

Dengan menerapkan lima pilar budaya perusahaan diatas Bank Syariah Mandiri hadir sebagai bank yang mengkombinasikan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani yang melandasi operasinya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan PT. Bank Syariah Mandiri sebagai alternatif jasa perbankan di Indonesia dengan segudang prestasinya.
Penerapan budaya perusahaan bukan hanya berlaku bagi lingkungan karyawan saja, tetapi juga berlaku bagi pihak manajemen dan pimpinan perusahaan. Karena budaya perusahaan menjadi semacam ''DNA kesuksesan'' maka setiap organisasi membutuhkan para pemimpin yang sekaligus seorang culture builder. Seorang pemimpin tak cukup hanya menjadi perumus visi dan strategi handal atau seorang eksekutor yang piawai, tapi ia juga harus menjadi seorang culture builder yang mumpuni.
Pengelolaan budaya perusahaan yang baik, jika setiap pekerja memahami dan melaksanakannya, pada kehidupannya sehari-hari, maupun dalam pelaksanaan pekerjaan di kantor. Untuk mendapatkan budaya kerja perusahaan yang baik, maka atasan sebagai tokoh panutan merupakan hal yang tak dapat ditawar lagi. Sebagai pimpinan, maka pimpinan harus menjadi panutan, yang dapat dimulai dari hal-hal kecil, seperti tingkat disiplin dalam bekerja. Inilah yang menyebabkan adanya rasa kebersamaan yang kuat antara pegawai dan manajemen sehingga tercipta siklus saling menghargai, memiliki pandangan sama serta bahu membahu untuk mencapai tujuan dan mengembangkan perusahaan.

c. Budaya Kerja Perusahaan Yang Tersistem
Budaya kerja merupakan hal yang tak terlihat, tapi bisa ditunjukkan dari tata nilai, sikap dan perilaku yang berbeda antara pekerja di perusahaan A dengan pekerja perusahaan B. Bagaimana mendorong budaya kerja perusahaan ke arah positif, dan bagaimana setiap orang bisa merasa nyaman, karena tercipta lingkungan dengan budaya kerja yangg baik juga bagaimana agar suatu budaya kerja perusahaan dapat dikelola secara baik, dan tidak terjadi pergeseran ke arah yang negatif itu merupakan tanggung jawab semua elemen yang ada di perusahaan.
Budaya Indonesia memang sangat dipengaruhi oleh figur pimpinan, oleh karena itu pengelolaan budaya kerja di perusahaan, harus dimulai dari budaya kerja di unit kerja terkecil di perusahaan tersebut. Di sini diperlukan adanya transparansi, dan rensponsibility yang tinggi dari pimpinan.
Untuk menjaga transparansi ini, maka dalam setiap tahun sekali, setiap unit kerja (entah satu divisi atau satu bagian di perusahaan) dapat disarankan melakukan Forum Komunikasi antar para pekerja. Untuk membuat agar forum ini bermanfaat, di setiap unit kerja dipilih secara transparan siapa yang akan menjadi change agent dan change leader di unit kerja tersebut, yang dipilih secara terbuka setiap tahun sekali secara bergantian. Kemudian dibuat kuestioner, yang dikirim kepada semua anak buah untuk menilai secara terbuka bagaimana sikap dan perilaku pimpinan memimpin unit kerja tersebut, pertanyaan dilakukan dalam amplop terbuka dan amplop tetutup. Selanjutnya ada kuestioner yang dikirim kepada unit kerja lain, baik internal maupun eksternal, untuk menilai kualitas pelayanan unit kerja yang dinilai. Agar hasil tidak terkontaminasi, maka change agent bebas dari campur tangan dalam menilai/mengkonsolidasi hasil kuestioner tersebut.
Pada Forum komunikasi, hasil kuestioner tadi didiskusikan secara terbuka antara anak buah dan pimpinan, disini diperlukan seorang pimpinan yang berani menerima kritik, karena kadang-kadang hasil kuestioner sangat subyektif dan mengarah pada penyerangan atau kritik pada individu. Apabila ada hasil yang sangat negatif, maka pimpinan akan menjelaskan mengapa hal tersebut terjadi, karena kadang2 diperlukan sikap atau putusan yang memang bertujuan untuk kepentingan organisasi. Disini pimpinan juga menjelaskan, bahwa tugas manajemen adalah mendorong dan memotivasi orang yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan perusahaan, yang kadang berbeda dengan tujuan seseorang. Dengan komunikasi yang baik, mampu menjelaskan, dan mampu berempati dengan keinginan anak buah, maka setelah terjadi Forum komunikasi yang kedua atau ketiga, maka hasil-hasil yang negatif semakin berkurang. Hal ini disebabkan, pimpinan berusaha sekuatnya untuk mengkomunikasikan kepada segenap jajaran dibawahnya, tentang rencana jangka pendek dan jangka panjang perusahaan, yang apabila berhasil juga akan berakibat pada kenaikan kesejahteraan pekerja.
Dengan Forum Komunikasi seperti ini, yang wajib diikuti oleh seluruh pekerja, maka setiap pekerja diharapkan mampu memahami risiko-risiko yang akan dihadapi perusahaan, apabila tujuan yang telah digariskan perusahaan tidak tercapai. Forum komunikasi ini juga dapat dilakukan antar pimpinan unit kerja, antar senior manager diperusahaan. Forum komunikasi dapat juga menyertakan keluarga dari pekerja, sehingga diharapkan pasangan pekerja memahami situasi dunia kerja pasangannya, yang dapat menumbuhkan iklim positif di rumah tangga pekerja, dan pada gilirannya dapat meningkatkan kinerja pekerja di perusahaan.

d. Budaya Perusahan Merupakan Kunci Kesuksesan
Selama 25 tahun terakhir, terdapat tiga riset masterpiece yang mencoba mengungkap faktor-faktor yang menentukan kesuksesan perusahaan. Riset tersebut dilakukan oleh pakar manajemen terkemuka dunia, yaitu Tom Peters-Robert Waterman (1982), Jim Collins-Jerry Porras (1995), dan William Joyce-Nitin Nohria-Bruce Roberson (2002). Ada satu poin menarik dari tiga hasil riset tersebut, yaitu bahwa budaya perusahaan secara konsisten selalu muncul sebagai faktor penentu kesuksesan jangka panjang perusahaan.
Budaya perusahaan (budaya organisasi) dapat membantu perusahaan mencapai sukses. Untuk dapat memanfaatkan budaya perusahaan dengan maksimal, maka perusahaan perlu menanamkan nilai-nilai yang sama pada setiap karyawannya. Kebersamaan dalam menganut budaya atau nilai-nilai yang sama menciptakan rasa kesatuan dan percaya dari masing-masing karyawan. Bila hal ini telah terjadi, maka akan tercipta lingkungan kerja yang baik dan sehat.
Lingkungan seperti ini dapat membangun kreativitas dan komitmen yang tinggi dari para karyawan sehingga pada akhirnya mereka mampu mengakomodasi perubahan dalam perusahaan ke arah yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa budaya perusahaan memiliki peranan penting dalam membangun prestasi dan produktivitas kerja para karyawan sehingga mengarahkan perusahaan kepada keberhasilan.
Pada umumnya perusahaan-perusahaan dunia yang sukses adalah perusahaan yang memiliki budaya kerja yang kuat. Terlepas dari nilai-nilai positif dan luhur yang terkandung dalam budaya yang berlaku, maksud budaya kerja yang kuat adalah seluruh komponen perusahaan mengamalkan nilai atau norma yang telah ditetapkan bersama sebagai sebuah budaya dengan komitmen yang tinggi, tanpa terkecuali.
Sebuah perusahaan dapat dianalogikan sebagai sebuah rumah tangga. Suatu rumah tangga yang baik, harus dikelola, agar masing-masing penghuni rumah, baik suami, isteri maupun anak-anak merasa betah tinggal di rumah. Rumah tangga yang baik, juga akan merupakan tempat dimana para anggota keluarga yang mendapat masalah, akan memilih menyelesaikan masalah dengan bantuan anggota keluarga, dibanding dengan mencari penyelesaian masalah diluar rumah yang kadang-kadang malah berakibat tidak baik. Budaya yang ditanamkan di dalam keluarga secara tidak langsung dapat mencerminkan keluarga itu sendiri, begitupun halnya dengan sebuah perusahaan.

D. Kesimpulan
Dari uraian makalah diatas ada beberapa hal yang dapat kita ambil manfaatnya dalam rangka pencapaian perusahaan menuju kesuksesan jangka panjang. Beberapa poin tersebut penulis rangkum dalam beberapa kesimpulan sebagai berikut :
- Budaya perusahaan (budaya organisasi) memiliki peranan penting dalam membangun prestasi dan produktivitas kerja para karyawan sehingga mengarahkan perusahaan kepada keberhasilan. Lingkungan seperti ini dapat membangun kreativitas dan komitmen yang tinggi dari para karyawan sehingga pada akhirnya mereka mampu mengakomodasi perubahan dalam perusahaan ke arah yang positif.
- Budaya perusahaan yang kokoh merupakan sumber keunggulan bersaing dan suistainability perusahaan dalam jangka panjang.
- Menuliskan pernyataan visi dan misi perusahaan adalah cara yang paling efektif untuk memastikan bahwa semua karyawan dapat memahami budaya perusahaan dan mengimplementasikannya ke dalam usaha-usaha pencapaian tujuan perusahaan.
- Untuk mencapai maksud dan tujuan yang menjadi obsesi dalam visi perusahaan, maka disusunlah budaya perusahaan sebagai pedoman perilaku bagi jajaran manajemen dan staff.
- Untuk dapat memanfaatkan budaya perusahaan dengan maksimal, maka perusahaan perlu menanamkan nilai-nilai yang sama pada setiap karyawannya.
- Penerapan budaya perusahaan dapat dioptimalkan dengan baik untuk mendukung setiap strategi baru perusahaan.


E. Penutup
Demikianlah akhir dari makalah ini yang tentunya sangat tidak terlepas dari banyaknya kekurangan dalam berbagai hal. Meskipun diatas tadi telah dibahas tentang budaya perusahaan berikut implikasinya di masa mendatang, namun masih banyak pertanyaan yang mesti di jawab oleh tiap individu dalam lingkaran perusahaan itu sendiri antara lain: Mampukah kita mencapai satu tujuan perusahaan dengan cara saling memahami, membantu, dan mengerti satu sama lain? Apakah kita mampu mengenali budaya perusahaan kita sendiri? Dan mampukan atmosfir budaya organisasi tersebut berpacu ditengah-tengah lingkungan usaha yang begitu cepat berubah? Pada akhirnya semua diserahkan kepada para pelaku di lingkungan perusahaan karena makalah ini hanya semata-mata gambaran-gambaran yang masih banyak bersifat teoritis.

Referensi:
- http://www.aimsconsultants.com/html/article1
- http://www.reindo.co.id/aboutus/budaya
- http://www.reindo.co.id/reinfokus/edisi18/budaya_perusahaan
- http://www.syariahmandiri.co.id/banksyariahmandiri/budayaperusahaan
- http://www.republika.co.id/suplemen/cetak
- http://www.tanadisantoso.com/v50/BookReview/

No comments: