1.27.2009

Konsep Dasar Penilaian Berbasis Kelas PBK

PENILAIAN BERBASIS KELAS
Oleh: Danang Hidayatullah
I. Pendahuluan
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam memajukan peradaban sebuah bangsa. Mutu pendidikan yang baik dapat mendorong terciptanya masyarakat yang berkualitas, kreatif dan produktif hingga akhirnya mampu mencapai titik keseimbangan untuk mencapai kesejahteraan. Salah satu ciri dari mutu pendidikan yang baik adalah terciptanya proses pembelajaran yang baik pula (mulai dari perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi).
Dalam kaitan tersebut diatas, penilaian berbasis kelas yang merupakan bagian dari proses pembelajaran adalah salah satu kegiatan utama yang penting untuk diperhatikan dimana penilaian hasil belajar merupakan cerminan kemajuan dan pencapaian belajar siswa. Lebih khusus lagi, dengan penilaian, guru akan mengetahui perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan sosial, sikap dan kepribadian siswa. Oleh karena itulah penilaian hasil belajar idealnya diharapkan dapat mengungkap semua askpek domain pembelajaran, yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Penilaian Berbasis Kelas (PBK) yang merupakan bagian dari penerapan KTSP, diharapkan dapat membantu terciptanya proses pembelajaran berkualitas sehingga dapat mendorong tumbuhnya kreativitas pada diri siswa. Pada bab berikut kami mencoba menguraikan tentang apa sebenarnya Penilaian Berbasis Kelas tersebut beserta aspek-aspek yang mendukung terciptanya PBK.

II. KONSEP DASAR PENILAIAN BERBASIS KELAS (PBK)

A. Pengertian Penilaian Berbasis Kelas
Ada beberapa penjelasan mengenai Penilaian Berbasis Kelas berikut ini:
- Penilaian kelas merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru untuk pemberian keputusan terhadap hasil belajar siswa berdasarkan tahapan kemajuan belajarnya sehinga didapatkan potret/profil kemampuan siswa sesuai kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum[1].
- Penilaian berbasis kelas merupakan suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian berkelanjutan, otentik, akurat, dan konsisten dalam kegiatan pembelajaran di bawah kewenangan guru di kelas.[2]
- Penilaian kelas adalah suatu bentuk kegiatan guru yang terkait dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran tertentu.[3]
- Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik.
Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai cara, seperti unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta didik (portfolio), dan penilaian diri.[4]


Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penilaian berbasis kelas adalah segala bentuk kegiatan guru dalam rangka pengambilan keputusan terhadap hasil belajar siswa berdasarkan tahapan (proses) kemajuan belajarnya.
PBK pada khususnya lebih berorientasi pada pencapaian kompetensi peserta didik yang menekankan bahwa proses dan hasil pembelajaran adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam rangka mengukur peta kemajuan belajar siswa. Penekanan ini memperkuat dugaan bahwa keberhasilan belajar siswa yang hanya ditentukan oleh nilai ujian akhir, bukanlah sesuatu yang signifikan.

Penilaian berbasis kelas pada KTSP mempunyai kekhasan sebagai berikut [5]:
- Mengoptimalkan kompetensi siswa
- Menerapkan berbagai macam penilaian
- Kompetensi dan indikator menjadi acuan, serta
- Berusaha memberikan profil kemapuan siswa secara lengkap.

Pengumpulan informasi dalam PBK dapat dilakukan dalam suasana resmi maupun tidak resmi, di dalam atau di luar kelas, menggunakan waktu khusus atau tidak, misalnya untuk penilaian aspek sikap/nilai dengan tes atau non tes atau terintegrasi dalam seluruh kegiatan pembelajaran (di awal, tengah, dan akhir).

B. Tujuan, Fungsi dan Manfaat PBK
Tujuan
Tujuan dari penilaian adalah untuk mengukur seberapa jauh tingkat keberhasilan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan, dikembangkan dan ditanamkan di sekolah serta dapat dihayati, diterapkan, dan dipertahankan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Di samping itu penilaian juga bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Fungsi
Penilaian kelas memiliki fungsi sebagai berikut[6]:
Memberikan informasi sejauhmana seorang peserta didik telah menguasai suatu kompetensi.
Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan (sebagai bimbingan).
Menemukan kesulitan belajar peserta didik kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan peserta didik dan sebagai alat diagnosis yang membantu guru menentukan apakah seseorang perlu mengikuti remedial atau pengayaan.
Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya.
Sebagai kontrol bagi guru dan sekolah tentang kemajuan perkembangan peserta didik.

Manfaat
Adapun manfaat penilaian berbasis kelas adalah sebagai berikut:
1. Memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi.
2. Memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik sehingga dapat dilakukan pengayaan dan remedial.
3. Sebagai umpan balik bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan.
4. Menjadi masukan bagi guru guna merancang kegiatan belajar.
5. Memberikan informasi kepada orangtua dan komite sekolah tentang efektivitas pendidikan.
6. Memberi umpan balik bagi pengambil kebijakan (Diknas Daerah) dalam mempertimbagkan konsep penilaian kelas yang baik untuk digunakan

C. Teknik Penilaian PBK
Sebagaimana prinsip relevansi, dimana suatu pendidikan akan bermakana apabila kurikulum yang dipergunakan relevan (terkait) dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat[7], maka teknik penilaian yang relevanpun akan berdampak pada perkembangan siswa. Beragam teknik dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik, baik yang berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar. Teknik pengumpulan informasi tersebut pada prinsipnya adalah cara penilaian kemajuan belajar peserta didik berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai. Penilaian kompetensi dasar dilakukan berdasarkan indikator-indikator pencapaian kompetensi yang memuat satu ranah atau lebih. Berdasarkan indikator-indikator ini dapat ditentukan cara penilaian yang sesuai, apakah dengan tes tertulis, observasi, tes praktek, dan penugasan perseorangan atau kelompok. Untuk itu, ada tujuh teknik yang dapat digunakan, yaitu penilaian kinerja, penilaian penugasan, penilaian hasil kerja, penilaian hasil tertulis, penilaian portofolio, dan penilaian sikap[8]. Untuk lebih jelasnya tentang teknik penilaian akan dijabarkan berikut ini:
Penilaian Kinerja (performance assesment), merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu, seperti: praktek di laboratorium, praktek sholat, praktek OR, presentasi, diStandar Kompetensiusi, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/ deklamasi dll. Cara penilaian ini dianggap lebih otentik daripada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya.
Portofolio (portfolio), yaitu koleksi/kumpulan dari berbagai ketrampilan, ide, minat dan keberhasilan atau prestasi murid selama jangka waktu tertentu. Koleksi tersebut memberikan gambaran perkembangan murid setiap saat.
Penilaian pribadi (self assesment), dilakukan oleh murid untuk dirinya dan teman-temannya. Hasil penilaian ini dijadikan salah satu sumber penilaian guru.
Jurnal (Journal)/makalah/artikel, merupakan suatu hasil proses refleksi dimana murid berpikir tentang proses belajar dan hasilnya, kemudian menuliskan ide-ide, minat dan pengalamannya. Dengan kata lain jurnal/makalah/artikel membantu murid dalam mengorganisasikan cara berpikirnya dan menuangkannya secara eksplisit dalam bentuk gambar, tulisan dan bentuk lainnya. Hasil dari karya murid tersebut dijadikan salah satu sumber penilaian oleh Guru.
Proyek/penugasan, dilakukan dengan cara setiap murid diberikan penugasan tertentu, kemudian dikerjakan di luar kegiatan sekolah. Hasil dari proses ini dikumpulkan dan dijadikan bahan penilaian Guru.
Tes Tertulis, dilakukan dengan berbagai macam cara, seperti evaluasi harian maupun bulanan dan akhir pokok bahasan. Evaluasi ini dapat berbentuk essay maupun pilihan ganda.
Tes Lisan, dilakukan guru dengan beragam cara. Diantaranya wawancara, pertanyaan penguat, presentasi, demontrasi maupun diskusi.
Objektivitas penilaian peserta didik baik terhadap teman sekelompok mereka maupun terhadap guru mata pelajaran dapat dipastikan masih sangat sulit diwujudkan mengingat tradisi kasih-mengasihani masih sangat kental dalam prilaku keseharian kita. Akibatnya, rekayasa penilaian sangat mungkin terjadi apalagi antara sesama peserta didik dan bahkan mungkin antara pendidik dan peserta didik[9].

D. Prinsip-prinsip PBK
Sebagai bagian dari kurikulum berbasis kompetensi, pelaksanaan Penilaian Berbasis Kelas sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor dan komponen yang ada di dalamnya. Namun demikian, guru mempunyai posisi sentral dalam menentukan keberhasilan dan kegagalan kegiatan penilaian. Untuk itu, dalam pelaksanaan penilaian harus memperhatikan prinsip-prinsip berikut[10]:
a. Validitas
Validitas berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi. Dalam menyusun soal sebagai alat penilaian perlu memperhatikan kompetensi yang diukur, dan menggunakan bahasa yang tidak mengandung makna ganda. Misal, dalam pelajaran bahasa Indonesia, guru ingin menilai kompetensi berbicara. Bentuk penilaian valid jika menggunakan tes lisan. Jika menggunakan tes tertulis penilaian tidak valid.
b. Reliabilitas
Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil penilaian. Penilaian yang reliable (ajeg) memungkinkan perbandingan yang reliable dan menjamin konsistensi. Misal, guru menilai suatu proyek, penilaian akan reliabel jika hasil yang diperoleh itu cenderung sama bila proyek itu dilakukan lagi dengan kondisi yang relatif sama. Untuk menjamin penilaian yang reliabel petunjuk pelaksanaan proyek dan penskorannya harus jelas.
c.Terfokus pada kompetensi
Dalam pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang berbasis kompetensi, penilaian harus terfokus pada pencapaian kompetensi (rangkaian kemampuan), bukan hanya pada penguasaan materi (pengetahuan).
d. Keseluruhan/Komprehensif
Penilaian harus menyeluruh dengan menggunakan beragam cara dan alat untuk menilai beragam kompetensi atau kemampuan peserta didik, sehingga tergambar profil kemampuan peserta didik.
e. Objektivitas
Penilaian harus dilaksanakan secara obyektif. Untuk itu, penilaian harus adil, terencana, berkesinambungan, dan menerapkan kriteria yang jelas dalam pemberian Skor.
f. Mendidik
Penilaian dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran bagi guru dan meningkatkan kualitas belajar bagi peserta didik.

Selain harus memenuhi prinsip-prinsip umum penilaian, pelaksanaan Penilaian Berbasis Kelas juga harus memegang prinsip-prinsip khusus sebagai berikut[11] :
- Apapun jenis penilaiannya, harus memungkinkan adanya kesempatan yang terbaik bagi siswa untuk menunjukkan apa yang mereka ketahui dan pahami, serta mendemonstrasikan kemampuan yang dimilikinya.
- Setiap guru harus mampu melaksanakan prosedur PBK dan pencatatan secara tepat prestasi yang dicapai siswa.

E. Pelaksanaan PBK
Penilaian dilakukan terhadap hasil belajar siswa berupa kompetensi sebagaimana yang tercantum dalam KBM setiap mata pelajaran. Di samping mengukur hasil belajar siswa sesuai dengan ketentuan kompetensi setiap mata pelajaran masing-masing kelas dalam kurikulum nasional, penilaian juga dilakukan untuk mengetahui kedudukan atau posisi siswa dalam 8 level kompetensi yang ditetapkan secara nasional.
Penilaian berbasis kelas harus memperlihatkan tiga ranah yaitu: pengetahuan (koknitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik) Ketiga ranah ini sebaikanya dinilai proposional sesuai dengan sifat mata pelajaran yang bersangkutan. Sebagai contoh pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (Al-Quran, Aqidah-Akhlaq, fiqh, dan tarikh) penilaiannya harus menyeluruh pada segenap aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, dengan mempertimbangkan tingkat perkembangan siswa serta bobot setiap aspek dari setiap materi. Misalnya kognitif meliputi seluruh mata pelajaran, aspek afektif sangat dominan pada materi pembelajaran akhlak, PPkn, seni. Aspek psikomotorik sangat dominan pada mata pelajaran fiqh, membaca Al Quran, olahraga, dan sejenisnya. Begitu juga halnya dengan mata pelajaran yang lain, pada dasarnya ketiga aspek tersebut harus dinilai.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian adalah prinsip kontinuitas, yaitu guru secara terus menerus mengikuti pertumbuhan, perkembangan dan perubahan siswa. Penilaiannya tidak saja merupakan kegiatan tes formal, melainkan juga:
1). Perhatian terhadap siswa ketika duduk, berbicara, dan bersikap pada waktu belajar atau berkomunikasi dengan guru dan sesama teman;
2). Pengamatan ketika siswa berada di ruang kelas, di tempat ibadah dan ketika mereka bermain.
Untuk memperoleh hasil penilaian, guru dapat menyiapkan intrumen penilaian yang dapat berupa:a. Soal tes tertulisb. Soal tes lisanc. Lembar observasid. Lembar portofolioe. Lembar skala sikapf. Lembar cheklistg. Lembar pedoman wawancarah. Lembar pedoman pengamatani. Lembar pedoman penelitian, dan sebagainya.


III. PENUTUP

Kesimpulan
- Penilaian Bebasis Kelas mempunyai dua tujuan utama, pertama memperoleh umpan balik untuk bahan perbaikan lebih lanjut, dan kedua bertujuan untuk menilai hasil belajar peserta didik secara berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik kompetensi.
- Penilaian Bebasis Kelas menggambarkan pentingnya konsep pembelajaran kontekstual daripada tradisional dengan mencoba merubah konsep teaching orientation menjadi learning orientation (proses dan komunikasi menjadi penting)
Saran
- Dalam mengimplementasikan KTSP sebaiknya guru menggunakan penilaian berbasis kelas yang memandu sejauh mana transformasi pembelajaran di kelas. Oleh karena itu penilaian sebaiknya tidak hanya dilakukan pada akhir periode tetapi dilakukan secara terintegrasi dari kegiatan pembelajaran dalam arti kemajuan belajar dinilai dari proses bukan semata-mata hasil.



Referensi
- Muslich, Masnur, 2007, KTSP:Dasar Pemahaman dan Pengembangan, Jakarta: Bumi Aksara.
- Mulyasa E., Dr., M.Pd., 2005, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: Remaja Rosdakarya.
- Ramayulis, H., Prof. Dr., 2006, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia
- Sofyan, Ahmad, Drs., M.Pd, 2005., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta:Grafindo Persada
- Pusat Kurikulum Balitbang Diknas, Model Penilaian Berbasis Kelas, http://www.puskur.net/
- Yaumi, M., Artikel Pendidikan Network :Penilaian Berbasis Kelas, http://re-searchengines.com/,
- Panduan Lengkap KTSP, 2007, Yogyakarta: Tim Pustaka Yustisia
- Balitbang Diknas, Peningkatan Kemampuan Profesional dan Kesejahteraan Guru, Departemen Pendidikan Nasional, (Online) http://www.diknas.go.id/
Catatan Kaki
[1] Masnur Muslich, KTSP:Dasar Pemahaman dan Pengembangan (Jakarta: Bumi Aksara,2007), hal.78
[2] Prof. Dr. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia), hal.229.
[3] Tim Pustaka Yustisia, Panduan Lengkap KTSP (Yogyakarta:2007), hal.356.
[4] Pusat Kurikulum Balitbang Diknas, Model Penilaian Berbasis Kelas, http://www.puskur.net/
[5] Masnur Muslich,op.cit., hal.78
[6] Pusat Kurikulum Balitbang Diknas,op.cit.,hal.3
[7] Dr. E. Mulyasa, M.Pd, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya), hal.9
[8] Masnur Muslich, op.cit, hal.80
[9] M.Yaumi, Artikel Pendidikan Network :Penilaian Berbasis Kelas, http://re-searchengines.com/,
[10] Tim Pustaka Yustisia, op.cit., hal.357
[11] Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi (Jakarta:2006), hal.6-7

No comments: